Nilai Web Saya

Laman

Jumat, 04 Maret 2011

Munajat Ali Zaenal Abidin

Malam sudah larut, dini hari hampir tiba. Angin dingin sahara berhembus dalam kesepian. Bukit-bukit batu, rumah-rumah tanah, pepohonan semua tak bergerak; berdiri kaku seperti rangkaian silhuet. Tetapi di tengah Masjidil Haram, seorang pemuda berjalan memutari Ka'bah. Usai thawaf, ia berdiri di pintu Ka'bah sambil bergantung pada tirainya. Matanya menatap langit yang sunyi. Tak seorangpun berada di situ kecuali Thawus Al-Yamani, yang menceritakan peristiwa itu kepada kita, Thawus mendengar pemuda itu merintih:

Tuhanku, gemintang langit-Mu telah tenggelam
Semua mata makhluk-Mu telah tertidur
tapi pintu-Mu
terbuka lebar buat pemohon kasih-Mu
Aku datang menghadap-Mu
memohon ampunan-Mu
kasihi daku, perlihatkan wajah kakekku Muhammad saw
pada mahkamah Hari Kiamat
(Kemudian ia menangis)

Demi kemuliaan dan kebesaran-Mu
Maksiatku tidaklah untuk menentang-Mu
Kala kulakukan maksiat, kulakukan bukan karena meragukan-Mu
bukan karena mengabaikan siksa-Mu
bukan karena menentang hukum-Mu
Kulakukan karena pengaruh hawa nafsuku
dan karena Kau ulurkan tirai untuk menutupi aibku
Kini siapakah yang akan menyelamatkan aku dari azab-Mu
Kepada tali siapakah aku harus bergantung
kalau Kau putuskan tali-Mu
Malang nian daku kelak
ketika bersimpuh di hadapan-Mu
kala si ringan dipanggil:Jalanlah
kala si berat dipanggil:Berangkatlah
Aku tak tahu
apakah aku berjalan dengan si ringan
atau berangkat dengan si berat,
Duhai celakalah aku
bertambah umurku dan bertumpuk dosaku
tak sempat aku bertobat kapada-Mu
Sekarang aku malu menghadap Tuhanku
(Ia menangis lagi)

Akankah Kau bakar diriku dengan api-Mu
wahai tujuan segala kedambaan
Lalu, kemana harapku, kemana cintaku
Aku temui-Mu dengan memikul amal buruk dan hina
diantara segenap makhluk-Mu
tak ada orang sejahat aku
(Ia menangis lagi)

Mahasuci Engkau
Engkau dilawan seakan-akan Engkau tiada
Engkau selalu pemurah seakan-akan Engkau tidak pernah dilawan
Engkau curahkan kasih-Mu pada makhluk-Mu
seakan-akan Engkau memerlukan merereka
Padahal Engkau, duhai Junjunganku
tak memerlukan semua itu.....

Kemudian ia merebahkan diri dan sujud. Thawus bercerita: Aku angkat kepalanya dan kuletakkan pada pangkuanku. Aku menangis sampai air mataku membasahi pipinya. Ia terbangun dan berkata, "Siapa yang mengganggu zikirku?" Aku berkata, "Aku Thawus, wahai putra Rasul Allah. untuk apa segala rintihan ini? Kamilah yang seharusnya berbuat seperti ini, karena hidup kamu bergelimah dosa. sedangkan ayahmu Husain bin Ali, ibumu Fathimah Az-Zahra, dan kakekmu Rasulullah saw.
Ia memandangku seraya berkata:" Keliru, kau Thawus jangan sebut2 perihal ayahku, ibuku dan kakeku. Allah menciptakan surga bagi yang menaatiNya dan berbuat baik, walaupun ia hanya hamba sahaya dari Habsy. Ia menciptakan neraka buat yng melawanNya walaupun ia bangsawan Quraisy. tidakkah engkau dengar firman Allah- Ketika sangkakala ditiup, tidaklah ada hubungan lagi di antara mereka hari itu dan tidak saling meminta tolong. Demi Allah esok tidak ada yang bermanfaat selain amal sholeh yang telah Engkau

 

Tidak ada komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More